5 Apr 2011

Arema (indonesia) 1-1 Shandong Luneng (China), Kanjuruhan stadium LCA 2011


Arema (indonesia) 1-1 Shandong Luneng (China), Kanjuruhan stadium LCA 2011
Posted on April 6, 2011 by garuda troops | Sunting

arema_shandong_3x2Malang: Arema Indonesia picked up their first point of the 2011 AFC Champions League after Mochamad Fakhrudin’s late penalty earned a 1-1 draw against Shandong Luneng.

The visitors had broken the deadlock after just eight minutes at Kanjuruhan Stadium through Obina (Manoel de Brito Filho) but the hosts did not give up and were rewarded just before the final whistle with a penalty that Fakhrudin converted to ensure a share of the spoils.

Arema were without Influential striker Noh Alam Shah and Roman Chmelo, while pacy winger Muhammad Ridhuan and Indonesian international Ahmad Bustomi were left on the bench.

The Crazy Lions desperately needed a positive result to keep alive their hopes of reaching the last 16 but it was Shandong who dominated from the start.

The Chinese side had their first chance in the sixth minute when a shot from Li Wei went well wide but Shandong took the lead just a minute later following an error from Arema goalkeeper Ahmad Kurniawan, who failed to deal with a harmless cross and Brazilian striker Obina was on hand to score.

Arema were presented with a glorious opportunity to level in the 11th minute after Sunarto excellently brought down a long pass in the box but Yongky Bowo’s effort was too high.

For a match featuring the two champions of their respective leagues, not much happened in the first-half with both sides content to play direct football, hitting long ball after long ball.

Arema boss Miroslav Janu introduced Syukur Zulkifly and Waluyo for Johan Farizi and Pratomo Purwaka after the break.

Shandong again piled the pressure on Arema and would have doubled their lead if Kurniawan did not stop a thunderous shot from Lebanon international Roda Antar in the 53rd minute.

That shot proved to be the only action in the first 25 minutes of the second-half as both teams failed to create much in the way of chances.

Kurniawan almost made another gaffe in the 82nd minute when he mis-kicked a backpass from Leonard Tupamahu but was fortunate the ball went out for a corner.

Shandong failed to extend their lead after Obina, unmarked in the six-yard box, missed a sitter and the 2005 ACL quarter-finalists paid the price for missing that chance when Arema equalized three minutes into stoppage time.

Iranian referee Alireza Faghani pointed to the spot after Sunarto was fouled in the box by Liu Jindong and Fakhrudin sent Shandong keeper Yang Cheng the wrong way from the resulting penalty.

Shandong had a final chance seconds before final whistle but Kurniawan saved Obina’s header from point-blank range.

Arema Indonesia patut berterima kasih pada M Fakhrudin dalam laga Liga Champions Asia kontra Shandong Luneng. Penaltinya di penghujung laga menyelamatkan ‘Singo Edan’ dari kekalahan dan bikin skor akhir 1-1.

Dalam laga yang dihelat di Stadion Kanjuruhan, Selasa (5/4/2011) sore WIB itu, Shandong unggul lebih dulu di awal babak pertama lewat Manuel de Brito (menit ke-7).

Sampai tambahan waktu melewati menit 90, Arema nampaknya kan menderita kekalahan ke-3nya musim ini di ajang AFC Champions League (LCA). Namun, mimpi buruk Shandong datang saat Fakhrudin sukses mengeksekusi penalti di menit ke 91 dan memaksa anak asuh Branko Ivankovic pulang dengan membawa 1 poin.

Poin pertama bagi Arema di Grup G Liga Champions Asia tak merubah posisi mereka yang masih terpuruk sebagai juru kunci. Shandong masih ada di urutan kedua dengan empat poin dari tiga laganya.

Match Report
Arema turun dengan tim lapis keduanya. Tanpa pemain asingnya, skuad Singo Edan bermain defense menghadapi Shandong Luneng yang secara fisik dan skill unggul atas Arema Indonesia.

Sederetan pemain yang cedera adalah Noh Alam Shah (cedera), Chmelo Roman (cedera), Esteban Guillen (cedera), M Ridhuan (cadangan). Sedangkan satu pemain lagi, Roman Gollian tak terdaftar di LCA.

Kontan, tanpa kehadiran mereka, ritme permainan Singo Edan pun sekana tak berirama. Kesalahan yang sering terjadi di lapangan adalah anak-anak Arema masih memainkan bola-bola atas. Hal ini patut disayangkan karena postur pemain Shandong Luneng rata-rata adalah 180 cm ke atas; jauh diatas tinggi rata-rata pemain Arema.

Tim tamu pun sukses unggul pada menit ke 7 setelah legiun asing Shandong asal Brazil, Manuel De Brito menceloskan bola ke gawang Ahmad Kurniawan. Gol ini lahir dari kemelut di dalam kotak 16 lini pertahanan Arema.

Tim Shandong Luneng pun bisa dikatakan mendikte permainan, sebagai imbas morat-maritnya irama permainan Singo Edan. Berusaha keluar dari tekanan, Arema berusaha untuk bermain cepat, tetapi kesemua lininya keteteran menghadapi kombinasi Liu Jin Dong dkk.

Pemain Arema juga lebih memilih untuk mendribbling bola sendiri ke zona lawan dan bukannya memanfaatkan umpan-umpan pendek; dimana strategi ini bisa ampuh menghadapi strategi tim lawan.

Sunarto yang biasanya bisa merubah tempo dan atmosfir pertandingan, kali ini saat diturunkan menjadi starter, striker belia Arema itu seakan tak mampu menembus tembok pertahanan Shandong Luneng. Tandem Yongki-Sunarto ini tampaknya digadang Janu sebagai salah satu alternatif formasi bagi skuad Singo Edan. Sampai wasit asal Iran, Faghani Ali Reza meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama, Arema masih tertinggal 0-1.

Mengawali babak kedua, Miro menarik keluar Purwaka Yudhi dan digantikan oleh Waluyo. Sementara bek sayap belia, Alfarizi out dan digeser oleh pemain Timnas Zulkifli Syukur. Meski demikian, permainan masih dominan dikendalikan tim tamu.

Sampai pada menit ke 73, Hendra Ridwan ditarik keluar dan digantikan oleh legiun asing Arema asal Singapura, Ridhuan Muhamad. Dari titik ini, permainan Arema mulai berkembang. Di masa injury time Arema akhirnya mendapat peluang emas untuk menyamakan kedudukan lewat titik putih, setelah Yongki dilanggar di kotak penalti. M Fakhrudin yang maju sebagai eksekutor sukses menyarangkan kulit bundar ke jala kiper Yang Cheng. Skor akhir pun 1-1.

Match Statistic (First Half)

Match Statistic (Second Half)

Susunan Pemain:

Arema: Ahmad Kurniawan (gk), Purwaka (Waluyo), Fachruddin, Benny Wahyudi, Alfarizi (Zulkifly), Leo Tupamahu, Musafri, Juan Revi, Hendra Ridwan (Ridhuan Muhamad), Yongki (c), Sunarto

Shandong Luneng FC: Yang Cheng, Liu Jindong, Renato Assis Da Silva, Zhou Haibin, Han Peng, Manuel De Brito Filho, Yuan Weiwei, Zheng Zheng, Roda Antar, Li Wei, RIcardo Jorge Da Silva.
Pasang Cadangan, Arema Tahan Shandong PDF Print
Wednesday, 06 April 2011
MALANG – Sepakan 12 pas Mohammad Fachrudin saat injury timemembuat Arema FC terhindar dari kekalahan.Laga kandang kedua klub berjuluk Singo Edanitu di Liga Champions Asia (LCA),saat menjamu Shandong Luneng,pun berakhir seri 1-1,kemarin.

Striker asing Shandong Manuel De Brito Filho membuat kejutan saat laga baru berjalan tujuh menit.Pemain yang punya sapaan akrab Obina ini sukses menjebol jala Arema yang dikawal Ahmad Kurniawan. Hasil ini sebenarnya tak mewakili permainan Singo Edanyang tampil mengecewakan.Cukup wajar jika para pemain Big Scores,julukan Shandong,seusai laga sangat menyesali hasil seri.Sebab,anak asuh Branko Ivankovic tersebut pantas menang pada laga ini. Tanda-tanda Arema bakal memainkan permainan tak maksimal muncul sejak awal laga.Apalagi,starting line-upyang diturunkan Manager-CoachMiroslav Janu jauh dari formasi inti sebelumnya.Untuk pertama kali pada musim ini Singo Edanturun ke lapangan tanpa satu pun pemain asing.

Badai cedera yang menghantam Arema, memaksa pelatih asal Republik Ceko ini memarkir Roman Chmelo,Noh Alam Shah, Esteban Guillen,dan mencadangkan Muhammad Ridhuan.Sementara Roman Golian tidak bisa bermain karena tak sempat didaftarkan ke AFC. Pada laga ini,pelatih yang biasa disapa Miro itu pun tak memasang jangkar Ahmad Bustomi.Praktis,Arema mengandalkan pemain pelapis seperti Fachrudin,Sunarto, Yongki Aribowo,Hendra Ridwan,serta Juan Revi Auriqto.Di bawah mistar,Miro memilih memasang Ahmad daripada adiknya,Kurnia Meiga,yang sebenarnya kiper utama Arema. Terjadinya gol Obina pada menit-menit awal pertandingan murni kesalahan kiper kedua Arema yang direkrut dari Semen Padang itu.Mengantisipasi bola crossing, bola lepas dari dekapannya dan disambar Obina yang berdiri bebas di bibir gawang.

Setelah terjadi gol,Ahmad sempat terguling seperti terkena benturan keras. Sayang,aksi untuk menutupi kesalahannya itu tak banyak berguna.Kiper berinisial AK tersebut kembali mengulang kesalahan di babak kedua,kala luput menendang bola back bass Zulkifly Syukur.Beruntung bola tidak lolos ke dalam gawang. ”Pemain lawan mempunyai postur bagus dan kecepatan.Kami kesulitan mengimbangi mereka.Tapi,hasil ini sudah bagus karena kami tampil dengan pemain cadangan.Paling tidak masih ada peluang untuk lolos dari fase grup,”kata Miro. Miro menampik sengaja menurunkan pemain pelapis karena peluang lolos sangat tipis.Menurut dia,sebelum laga sejumlah pemain mengalami gangguan kebugaran, termasuk Chmelo,Alam Shah,Bustomi, hingga Purwaka Yudhi.

Dengan hasil ini,peluang Arema bisa menembus persaingan di Grup G terbilang tipis. Dari tiga pertandingan,klub idola kelompok suporter Aremaniaitu hanya mengoleksi satu poin setelah sebelumnya dijinakkan Cerezo Osaka dan Jeonbuk Hyundai Motors. Dari Shandong,Ivankovic sangat kecewa dengan keputusan wasit memberikan penalti untuk tuan rumah.”Kami pantas menang dan keputusan penalti patut dipertanyakan.Saya sangat kecewa hanya mendapatkan satu poin,”tandas pelatih asal Kroasia itu.

Menyaksikan anak-anak asuhnya merengkuh poin pertama di ajang AFC Champions League (LCA), Miroslav Janu nampak puas. Lepas dari hasil imbang 1-1 yang diperoleh Arema, Miro kembali menegaskan jika Shandong Luneng bukanlah tim ‘kemarin sore’ yang mudah dikalahkan.
Realistis. Miroslav Janu di konferensi pers usai pertandingan. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)Realistis. Miroslav Janu di konferensi pers usai pertandingan. (Foto: Ongisnade/Adi Kusumajaya)

“Yang jelas saat lawan China tidak ada satu kans pun buat gol, dan pemain Shandong secara fisik jauh lebih unggul. Mereka tinggi semuanya 185 cm, harus main bola bawah,” ujar Miro seusai laga, Selasa (5/4).

Lebih jauh, pelatih asal Republik Ceska ini menilai jika yang lebih diutamakan di pertandingan ini adalah anak-anak asuhnya punya spirit dan enjoy bermain. “Kita coba setiap pertandingan enjoy, dan punya spirit yang bagus. Pengalaman bagus juga buat pemain muda seperti Yongki, Sunarto, Alfarizi semua bisa belajar banyak di liga champions ini.”

Dalam konferensi sebelum pertandingan sehari sebelumnya, Miro sebenarnya telah mengisyaratkan akan ‘nothing to loose’ menghadapi laga LCA ketiga Singo Edan. Dan dalam konferensi pers seusai pertandingan pun, Miro santai menyikapi hasil akhir dan perolehan 1 poin skuadnya.

“Shandong bilang tanpa 3 pemain inti, tapi kita justru pasang pemain lokal semua jadi starter. Buktinya tetap bisa main,” tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar